Sabtu, 21 Mei 2011

Popularitas/Purpose?

Pada suatu pendaftaran calon anggota polisi baru, ada seorang pemuda yang merasa yakin bisa diterima menjadi anggota polisi. Dia membawa semua syarat pendaftaran yang diperlukan lalu menghadap seorang petugas di bagian pendaftaran. Maka terjadilah sebuah dialog seperti ini,

Petugas : “Sebutkan Nama!”

Pendaftar : “Maman”

Petugas: “Tinggi badan?”

Pendaftar : “155 cm”

Petugas: “Berat badan?”

Pendaftar : “80 kg”

Polisi petugas pendaftaran menatap pemuda itu dan berkata, “Melihat postur tubuh anda, anda tidak bisa diterima menjadi anggota polisi.”

Pendaftar : “Tapi pak… saya bisa menyanyi dan menari lagu India.”

Adegan lucu di atas tentu hanya fiktif dan tidak pernah terjadi, tetapi setidaknya mengingatkan kita pada seorang anggota polisi yang mendadak menjadi terkenal. Nama Briptu Norman menjadi buah bibir di mana-mana. Ia menjadi terkenal bukan karena prestasinya menangkap penjahat atau memecahkan sebuah kasus tingkat tinggi, justru karena tingkah lucunya ketika berjoget menirukan lagu India saat bertugas. Cara dia berjoget, meski dilakukan sambil duduk, persis dengan gaya Shahrukh Khan, sang penyanyi lagu berjudul Chaiyya-Chaiyya itu.

Bagaimana ceritanya hingga muncul video itu? Ternyata, Norman merekam aksinya saat piket bersama dua rekannya, Briptu Labonsa dan Briptu Fajri. Norman berbincang dengan Labonsa. Dalam pembicaraan itu, Labonsa sempat curhat seputar permasalahan yang dia alami. Labonsa yang sedang sedih membuat Norman juga ikut bersedih. Dia lantas berinisiatif menghibur temannya dan merekam tindakan itu.

Jika akhirnya rekaman itu sampai beredar di www.youtube.com atau sering disebut YouTube, kemudian dibuka banyak orang hingga akhirnya ditayangkan di media massa nasional, Norman tidak menyadari. Dia baru tahu aksinya disaksikan banyak orang setelah televisi menayangkan beberapa kali. "Saya tidak mencari popularitas. Saya hanya ingin menghibur teman," kata Norman kepada Gorontalo Post (6/4).

Hal serupa juga terjadi pada Udin, Shinta & Jojo bahkan idola remaja di seluruh dunia Justin Bieber. Mereka menarik perhatian masyarakat dengan berbagai cara. Lagu kocak Udin yang berjudul “Udin Sedunia” mengandung lirik lagu yang ndeso tapi kocak, telah berhasil menarik perhatian masyarakat. Simaklah liriknya ”Ini lagu tentang sebuah nama… //Kata orang Udin nama kampungan //Udin yang pertama, namanya Awaludin //Udin yang suka di kamar, namanya Kamarudin //Udin yang hidup di jalanan, namanya Jalaludin …. //Udin yang terakhir, namanya Akhirudin.”

Siapa pula tak gemas dengan aksi Shinta dan Jojo di depan webcam laptopnya? Tingkah laku mereka saat ber-lipsync sangat menggelikan dan orisinil sehingga mampu menciptakan trend baru di dunia “narsis”. Demikian juga dengan Justin Bieber. Berbagai aksinya saat menyanyi di-upload ibunya ke Youtube sehingga setiap orang di seluruh dunia dapat menikmatinya.

Nama-nama yang disebutkan di atas hanya sekelumit contoh dari orang-orang yang mendapatkan popularitas akibat kecanggihan teknologi. Masih banyak contoh dari berbagai belahan dunia lain. Intinya, mereka mendapatkan popularitas karena mereka berada di tempat yang tepat. Meskipun tidak hadir secara fisik, mereka menempatkan diri mereka di tengah keramaian dunia maya yang hiruk pikuk dan dihadiri oleh ratusan juta bahkan miliaran orang dari seluruh dunia. Keberadaan Internet memungkinkan hal itu. Orang-orang ini telah bertindak secara lokal tetapi berdampak secara global, dan mereka menjadi terkenal. Norman mendapat panggilan manggung dimana-mana, Shinta & Jojo menjadi bintang iklan, Udin menjadi host di sebuah acara televisi dan Justin Bieber menjadi idola baru bagi remaja di seluruh dunia.

Peristiwa-peristiwa di atas mengingatkan saya pada dua fragmen yang dicatat di Alkitab (Yoh 7:3-4). Pada saat itu saudara-saudara Yesus menasehati-Nya supaya pergi ke kota besar agar Ia lebih dikenal orang, “…Sebab tidak seorang pun berbuat sesuatu di tempat tersembunyi, jika ia mau diakui di muka umum. Jikalau Engkau berbuat hal-hal yang demikian, tampakkanlah diri-Mu kepada dunia." Namun kita tahu, Tuhan Yesus menolak saran itu. Ketika popularitas datang dengan sendirinya, ia disambut sebagai Raja yang akan memerintah di Yerusalem (Yoh 12:12-19). Yesus tetap bersikap biasa saja, dan tidak berusaha mempertahankan popularitas itu. Bahkan Ia mengumumkan hari kematian-Nya telah dekat. Saat itu Yesus telah siap menjadi benih yang akan mati dan ditanam untuk menghasilkan buah. Itulah purpose, tujuan hidup-Nya di bumi ini.

Tuhan Yesus menolak popularitas saran saudara-saudara-Nya, sebab Ia tidak mencari popularitas. Yesus menganggap purpose hidup-Nya lebih penting daripada popularitas. Popularitas hanya singkat dan tidak berdampak kekal. Popularitas seperti trend, datang dan pergi. Saat sesuatu sedang trendy setiap orang seakan mengenal dan mengelu-elukan, tetapi sesudah popularitas seseorang pudar maka orang akan meninggalkan dan melupakan. Orang akan geli melihat orang lain yang masih menggunakan produk yang popular beberapa tahun lalu.

Popularitas bisa dianggap penting tapi ia hanya bersifat sementara. Mungkin Udin dan Briptu Norman masih terkenal sekarang ini, tetapi orang sudah mulai melupakan Shinta & Jojo. Pasti tak lama lagi orang juga akan melupakan mereka semua, tetapi hingga kini orang masih mengenang dan memuja Yesus. Hidup-Nya telah berbuah lebat di sepanjang sejarah, karena itu marilah kita meraih purpose hidup kita seperti Yesus lakukan.

Minggu, 01 Mei 2011

Umpan Ampuh Untuk Mengail Ide

Bagi penulis, "ide" adalah makhluk yang menggemaskan. Kedatangannya tak dapat dijadwal tepat waktu, mirip sekali dengan pelayanan kereta api di Indonesia. Ketika kita sangat membutuhkan, dia malah jual mahal, bersembunyi entah di mana. Ketika kita sedang tidak siap menulis, dia malah menari-nari menggoda otak kita.

Namun, tidak usah khawatir. Anda sebenarnya dapat memasang umpan yang jitu untuk mengail ide pada saat membutuhkannya. Anda memiliki tiga jenis umpan, yaitu umpan ingatan, umpan pengamatan, dan umpan riset.

  1. Ingatan

Theodore Roosevelt berkata, "Do what you can, with what you have, where you are." Kita dapat memulai mendapatkan bahan cerita dari apa yang sudah kita miliki saat ini, yaitu ingatan atau memori.

    1. Kode Kata Salah satu kunci untuk membuka peti ingatan kita adalah dengan kode kata. Cara yang dipakai adalah memilih kata kunci dari tema cerita atau premis yang sudah ditentukan. Kata ini dipakai sebagai pijakan awal yang akan menuntun kita untuk menemukan satu tema cerita yang spesifik. Setiap kata akan memicu Anda untuk memikirkan beberapa pengalaman. Ketika Anda mengingat kembali satu pengalaman, hal itu akan mendorong Anda untuk menghubungkannya dengan pengalaman lain yang mungkin terlupakan.

    2. Curah Gagasan (Brainstorming) Metode ini merupakan pengembangan dari metode kode kata. Berawal dari sebuah kata, kita menuliskan semua ide yang berkaitan dengan kata tersebut. Anda tidak perlu memusingkan urut-urutannya, alur logika, atau ejaan tulisan. Ketika semua ide sudah dituangkan, selanjutnya bacalah daftar ide Anda. Apakah Anda dapat menarik sebuah benang merah di antara daftar itu? Apakah ada ide yang perlu dibuang? Apakah ada kaitan di antara ide tersebut?

    3. Menulis Bebas Metode ini hampir mirip dengan melamun. Caranya diawali dengan suatu kata tertentu, Anda menulis secara bebas. Tidak harus berkaitan dengan kata kunci tertentu (inilah perbedaan dengan curah gagasan). Tujuan utamanya adalah menulis kalimat sebanyak-banyaknya dalam waktu tertentu (5-10 menit) tanpa berhenti. Anda tidak perlu merisaukan arah tulisan tersebut dan ketepatan ejaan. Tulis saja dengan bebas.

Jika dirasa sudah cukup, maka baca kembali hasil tulisan bebas tersebut. Temukanlah ide-ide menarik yang dapat dikembangkan. Dari tulisan di atas, kita dapat mengembangkan cerita sesuai dengan ide-ide menarik tersebut.

    1. Pemetaan Pikiran Pemetaan pikiran (mind mapping) adalah sistem perekaman pikiran supaya kita biasa menggunakan otak kiri maupun otak kanan dengan baik. Seluruh bagian otak digunakan untuk berpikir. Untuk melakukan ini, kita dapat menggunakan kata-kata kunci, lambang, dan warna. "Mind mapping" memungkinkan kita membangkitkan dan mengatur pikiran-pikiran pada waktu yang sama.

  1. Pengamatan

Meskipun ingatan dapat menjadi sumber cerita yang kaya, tetapi tidak semua hal masuk ke dalam ingatan Anda. Contohnya, kalau Anda dibesarkan di gunung, Anda mungkin tidak punya kenangan atas kehidupan di laut. Kalau Anda lahir dan besar di kota, Anda mungkin tidak memiliki kenangan atau pengalaman sebagai penggembala. Untuk itu, Anda dapat memakai teknik pengamatan atau observasi.

Di dalam kemiliteran, sebelum menyerbu sebuah kota, sang perwira biasanya mengirimkan unit mata-mata untuk menyusup ke sasaran serbu. Tugas mereka adalah mengamati situasi di dalam kota dan mengumpulkan informasi intelijen sebanyak-banyaknya. Misalnya, mencatat keadaan jalan, pembangkit listrik, instalasi militer, sarana komunikasi, jumlah penduduk, dll.. Mirip dengan agen spionase, dalam metode ini Anda mendatangi sebuah tempat dan mencatat apa saja yang menonjol dan berkesan bagi Anda.

  1. Riset

Ada pepatah mengatakan, "Learn from other people's mistakes, life isn't long enough to make them all yourself." Meski kelihatannya bercanda, tapi ada kebenaran indah di dalam kebenaran ini. Kita harus belajar dari orang lain. Tidak hanya dari kesalahan mereka saja, tetapi juga dari keberhasilan mereka. Dengan belajar dari orang lain, kita bisa menghemat waktu, biaya, dan sumber daya lainnya.

Sebagai contoh, Anda mungkin belum pernah melihat padang rumput di Israel karena untuk pergi ke sana membutuhkan ongkos besar. Hal ini dapat disiasati dengan riset, yaitu meminta informasi dari orang lain.


Resource : www.sabdaspace.org/umpan_ampuh_untuk_mengail_ide